Langsung ke konten utama
MAKALAH
WACANA DALAM BAHASA INDONESIA



Disusun oleh:

ISNAINI AyH



S-1 PGSD
UNIVERSITAS NAHDALATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
2019/2020


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serts salam atas nikmat dan karunia yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Azmussya'ni,M.Pd. selaku dosen pengampuh Bahasa Indoonesia, yang telah memberikan kesempatan (lagi) kepada penulis untuk mengerjakan tugas tentang Wacana Bahasa Indonesia. Tidak lupa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang mengenai wacana masih kurangnya isi dari makalah kami ini mungkin dengan adanya kritik dan saran dari pembaca kami sangat berterimakasih dan berlapang dada untuk menerima masukannya.
Tiada gading yang tak retak, maka saya akan berusaha menggabungkan gading tersebut. pepatah dan tambahannya ini mewakili penulis untuk meminta kritik dan saran bagi kesempurnaan makalah ini apabila terdapat banyak kesalahan untuk menambah wawasan keilmuan penulis.




Dusun selampang, 13 maret 2020
Isnaini AyH
Penulis                  






DAFTAR ISI

























BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis terbesar seperti banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau kalimat-kalimat ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar yang disebut wacana bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam sintaksis, banyak kita jumpai kalimat yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat yang ada disekitarnya, maka kalimat itu menjadi satuan yang tidak mandiri. Kalimat-kalimat itu tidak mempunyai makna dalam kesendiriannya. Mereka baru mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan kalimat-kalimat yang berada disekitarnya.
Kalau kalimat itu adalah unsur  pembentuk wacana, maka persoalan kita sekarang apakah wacana itu, apakah cirri-cirinya, bagaimana ujudnya, atau bagaimana pembentukannya. Berbagai macam definisi tentang wacana telah dibuat orang. Namun , dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, pada dasarnya menekankan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca( dalam wacana tulis) atau pendengar( dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya.

Rumusan Masalah
Dalam makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana pengertian wacana itu?
Apa saja  jenis wacana itu?

Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini ada pun tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui pengertian wacana, memahami jenis wacana dan mengetahui persyaratan terben, tuknya wacana. Tujuan penulisan ini juga untuk memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca. Serta untuk malunasi tugas yg diberikan bapak dosen itu sendiri dan mendapatkan ilmu.



BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian wacana
Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse” , yang artinya antara lain ”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dansemestinya.” Pengertian lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.” Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis.
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, wacana dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam wacana sehingga isi wacana apik dan benar.
Istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar di gunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata dan bunyi. Secara berurutan, rangkaian bunyi merupakan bentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase dan rangkaian frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat membentuk wacana.
Berikut ini adalah pengertian wacana menurut beberapa ahli       
1) Hawthorn (1992) mengemukakan pengertian wacana merupakan komunikasi yang terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah aktivitas personal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
2) Roger Fowler (1997) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan tulisan yang di lihat dari titik pandang kepercayaan,dan nilai.
3) Alwi dkk (2003) wacana adalah rentetan kalimat yang menghubungkan proposisi satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan.

Jenis-jenis wacana

1.Jenis wacan berdasarkan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi dibedakan atas wacana tulis dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan cenderung kurang terstruktur (gramatikal), penataan subordinatif lebih sedikit, jarang menggunakan piranti hubung (alat kohesi), frasa benda tidak panjang, dan berstruktur topik-komen. Sebaliknya wacana tulis cenderung gramatikal, penataan subordinatif lebih banyak, menggunakan piranti hubung, frasa benda panjang, dan berstruktur subjek-predikat.
2.Jenis wacana berdasarkan jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi, ada tiga jenis wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan polilog. Bila dalam suatu komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian, pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana yang dihasilkan disebut polilog.
3.Jenis wacan jika dilihat dari sudut pandang tujuan berkomunikasi, dikenal ada wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan tambahan dari sumber yang lain yakni, wacana persuasi.
a)      Narasi
Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berisi fakta, misalnya (biogragrafi/riwayat) seseorang, otobiografi/riwayat hidup seseorang yang ditulisnya sendiri, atau kisah pengalaman. Narasi seperti ini disebut dengan narasi ekspositoris. Narasi bisa juga berisi cerita khayal/fiksi atau rekaan seperti yang biasanya terdapat pada cerita novel atau cerpen. Narasi ini disebut dengan narasi imajinatif
Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
1)      Kejadian
2)      Tokoh
3)      Konflik
4)      Alur/plot.
5)      latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana.
Narasi diuraikan dalam bentuk penceritaan yang ditandai oleh adanya uraian secara kronologis (urutan waktu). Penggunaan kata hubung yang menyatakan waktu atau urutan, seperti lalu, selanjutnya, keesokan harinya, atau setahun kemudian kerap dipergunakan.
Tahapan menulis narasi, yaitu sebagai berikut.
•     Menentukan tema cerita
•     Menentukan tujuan
•     Mendaftarkan topik atau gagasan pokok
Menyusun gagasan pokok menjadi kerangka karangan secara kronologis atau urutan     waktu.
 Mengembangkan kerangka menjadi karangan.
b)    Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti  gambaran, Perincian atau pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya. Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu sebagai berikut:
a.Deskripsi Imajinatif/Impresionis ialah deskripsi yang  menggambarkan  objek  benda  sesuai  kesan/imajinasi si penulis.
Contoh deskripsi Impresionistis dalam sebuah cerita:
“Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belumpernah kulihat sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhiruangan itu, tapi tak seorang pun yang kelihatan peduli.Kami semua duduk di kursi yang diatur membentuk sebuahlingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua tampak duduktenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang punyang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.”
b.Deskripsi faktual/ekspositoris ialah deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan logika atau fakta-fakta yang dilihat.
Contoh deskripsi faktual dalam sebuah cerita:
Lantai tiga kamar nomor tiga-nol-lima. Benar, ini dia kamar yang kucari; tanda pengenalnya tertera di pintu, agak ke atas.Tepat di depan mataku, masih di pintu itu, ada sebuah kotak kecil warna merah jambu. Sebuah note book kecil dijepitkan pada kotak itu, dengan sebuah perintah dalam bahasa Inggris, Write Your Massage!  Pada note book itu kubaca pesan untukku, ”Masuk saja, Rat, kunci dalam kotak ini. Tunggu aku!”
Tahapan menulis karangan deskripsi, yaitu:
Menetukan obyek pengamatan
Menentukan tujuan
Mengadakab pengamatan dan pengumpulan data
Menyusun kerangka karangan
Mengembangkan kerangka menjadi karangan.

c)      Eksposisi
Kata eksposisi  berasal dari bahasa Latin exponere yang berarti: memamerkan, menjelaskan atau menguraikan. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya. Karangan eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran.
d)     Argumentasi
Karangan  argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis. Tujuan karangan argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang. Karangan argumentasi dapat juga berisi tanggapan atau sanggahan terhadap suatu pendapat dengan memaparkan alasan-alasan yang rasional dan logis.
Tahapan menulis karangan argumentasi, sebagai berikut.
Menentukan tema atau topik permasalahan,
Merumuskan tujuan penulisan,
Mengumpulkan data atau bahan berupa: bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung,
Menyusun kerangka karangan,
Mengembangkan kerangka menjadi karangan Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah.
1)       Sebab-akibat
a)    Pola urutan ini bermula dari topik/gagasan yang menjadi sebab berlanjut topik/gagasan yang menjadi akibat.
2)       Akibat-sebab
b)  Pola urutan ini dimulai dari pernyataan yang merupakan akibatdan dilanjutkan dengan hal-hal yang menjadi sebabnya.
3)       Urutan Pemecahan Masalah
 Pola urutan ini bermula dari aspek-aspek yang menggambarkanmasalah kemudian mengarah pada pemecahan masalah.
e)      Persuasi
Wacana persuasi bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional.
















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Wacana adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau logis. Dalam wacana setiap unsur-unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan. Berdasarkan bentuk atau jenisnya, Wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi, eksposisi, argumentatif, dan persuasi.
a.       Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa. Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.
b.      Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.
c.       Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
d.      Argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
e.       Persuasi ialah wacana yang bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini, digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh
B.     SARAN
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut tentang wacana.







DAFTAR PUSTAKA

https://Isnaini AyH@gmail.com
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4343118442820641772#allposts

Komentar